Kedua nama itu, satu cowok, satunya cewek. Sebegitu hebatnya kah mereka itu hingga menjadi penentu? Iya, khususnya si cowok. Penentu di sini tidak hanya berkaitan dengan kelangsungan Ramadan dan Lebaran saja, melainkan juga merembet ke hal sensitif lainnya, yaitu bisa menjadi pemersatu umat, atau mengarah ke sebaliknya. Ckckck...
Konon, – ssttt, jangan dibalik ya bacanya – yang memperbincangkan mereka, si 2 nama itu, tidak hanya kalangan masyarakat, melainkan justru berangkat dari pihak Pemerintah, dan juga media-media cetak dan elektronik (nasional dan internasional). Wow!
Siapa sih, mereka? Yuk, kita mulai dari yang cowok dulu, lalu yang cewek. Setelah membacanya, kamu pasti tanpa sadar langsung bilang: “Ooooohhh” (bersuara maupun dalam hati), sambil manggut-manggut kepalanya, diiringi hembusan napas 1x di hidung dan sedikit senyuman. Ini bisa menandakan kamu baru menyadarinya juga, atau menyesal membaca ini.
TOKOH #1: MAS HILAL
Bukan Bang Toyib (yang sudah 3x puasa 3x lebaran, bahkan 3x lebaran 3x natalan tidak pulang-pulang) yang disebut dan ditunggu kehadirannya, bukan pula Pak Saat (yang selalu mengumandangkan adzan di acara TV ber-rating tinggi: “Saat Adzan Maghrib”) yang dinantikan, melainkan Mas Hilal.
Bayangkan saja, kalau si Mas Hilal ini tidak muncul menampakkan batangnya (batang hidung, maksudnya), maka sholat taraweh di malam pertama bulan puasa belum bisa dimulai, yang ujungnya adalah puasa hari pertama belum bisa start. Begitu juga di akhir bulan puasa, kalau si Mas Hilal belum nongol lagi, orang-orang belum berani sarapan ketupat plus opor ayam sebelum sholat Ied. Setuju, kan?
Yang tadi disebutkan bahwa Mas Hilal sebagai pemersatu umat, itu bukan isapan jempol, lho. Pada kenyataannya selama ini, sebagian merasa sudah papasan sama Mas Hilal, lalu duluan melakukan puasa, sementara yang lain belum. Sebagian menganggap sudah melihat Mas Hilal nongkrong, terus ber-Hari Raya duluan. Tidak kompak, dan menciptakan kotak-kotak.
Lalu sebenarnya kemana Mas Hilal pergi menghilang saat ditunggu kemunculannya itu? Mengapa dia harus menghilang? Mengapa?
Agen penyelidikan khusus yang dibantu sejumlah saksi mata beberapa tahun lalu telah mendapati Mas Hilal ini sedang tidur. Ya, Mas Hilal yang tercatat sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia dengan nama HILALL (hufur L belakangnya dobel) ini sedang tidur nyenyak di sudut sebuah mushola.
![]() |
Mas Hilall pas tidur dan sudah bangun |
Setelah diketemukan, Hilall pun terbangun dan tersenyum lebar, seolah tanpa berdosa seraya bilang: “Hehehe ketahuan juga..”. Namun bisa juga dia berkata dalam hati, “Hmm, bisa juga kalian temukan aku sekarang. Kita lihat tahun depan ya..”. Itulah mengapa kejadian pencarian Hilall ini selalu berulang setiap tahunnya. Hilall selalu saja menghilang dan ditemukan lagi secara random di mushola. Oknum polisi yang aneh.
TOKOH #2: MBAK FITRI
Sekarang kita bahas yang cewek, tokoh berikutnya yang selalu dibicarakan orang. Tapi untuk nama tokoh yang cewek ini hanya disebut-sebut pada momen Lebaran saja.
Mbak Fitri. Nama yang sangat Indonesia. Perempuan ini bisa disebut sebagai mantannya semua orang. Kenapa begitu? Sebegitu hina kah, sehingga harus putus jalinannya dengan semua orang? Tidak, justru Mbak Fitri ini sangat mulia. Semua orang (sebagai mantan) justru ingin balikan dan rujuk lagi sama dia!
Bingung? Begini, sederhana saja, kok. Di setiap penghujung bulan puasa, hampir di semua mimbar kultum di masjid-masjid, acara pengajian di televisi, hingga video siraman rohani di Youtube – jangan diplesetkan jadi “Youtube Mansyur” ya, jangan aja lah, pokoknya – selalu menggembar-gemborkan bahwa di akhir perjuangan ibadah kita selama Ramadan, kita akan mendapat hadiah utama, yaitu kembali ke fitri. Coba diulang lagi pelan-pelan bacanya: KEMBALI KE FITRI.
Nah, kembali ke sang mantan, Mbak Fitri, adalah tujuan yang menjadi hadiah utama. Pertanyaannya, kenapa dulu diputuskan kalau akhirnya ingin kembali lagi? Dan lucunya ini terjadi setiap tahun.
Ah, sudahlah. Yang penting, setidaknya ada 3 Mbak Fitri yang saya kenal, secara satu arah. Iya, saya kenal dia, tapi tidak sebaliknya. Biasa lah, Barrack Obama aja saya kenal. Lalu kalau Barrack Obama tidak kenal saya, itu memang sudah seharusnya begitu.
Oke, kita kembali ke Fitri. Kembali ke pembahasan Mbak Fitri. Ada 3 Mbak Fitri yang saya kenal, mungkin kamu juga.
FITRI AYU. Kalau kamu penggemar sinetron dan FTV, pasti pernah melihat paras judesnya di layar kaca. Saya bukan penggemar sinetron maupun FTV, tapi kebetulan pernah lihat film hidayah. Gampang ditebak, dia pemeran antagonis yang berakhir mengenaskan.
![]() |
Kembali ke Fitri Ayu |
Nah, andai saja dulu kita mantan dari Fitri Ayu ini, sekarang mau kembali ke Fitri? Mau tidak?
FITRI TROPICA. Tropica-nya dibaca Tropika ya. Aktris, model, penyiar radio, penulis, dan presenter yang terkenal cerewet dan kocak. Kenal, kan?
![]() |
Kembali ke Fitri Tropica |
Ternyata ada lho, yang nganggap Fitri Tropica ini Dhea Ananda, mantan personel grup penyanyi cilik Trio Kwek-Kwek itu. Memang agak mirip, sih. Eh, jangan-jangan kamu juga ngiranya gitu?
FITRI CARLINA. Sebagaimana Tropica, Carlina juga dibaca Karlina. Nggak tahu kenapa pakai C, padahal kata Fitri-nya tidak dibaca Fitrai. Penyanyi yang walau sudah cukup kondang ini, tetap saja susah untuk lepas dari bayang-bayang sang kakak.
![]() |
Kembali ke Fitri Carlina |
Setelah body-nya agak berisi, Fitri cenderung suka berpose agak berani. Tentu tidak saya upload di sini fotonya. Hmm, berani kembali ke Fitri?
Nah, kalau kamu kenal Mbak Fitri siapa lagi? Pesan moralnya adalah: semakin banyak kita mengenal Mbak Fitri-Mbak Fitri lainnya, logikanya akan semakin mudah kemungkinan kita untuk Kembali ke Fitri setiap tahunnya, setiap akhir bulan puasa. Mari kita kembali ke Fitri, lupakan saja Susi, Erni, Hani, Wati, Sari, Rini, Lusi, Edi, Heri, dan Basuki. Hah!!
No comments:
Post a Comment